A.
Konsep
dan Pengertian Alat Pendidikan
Alat
pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses pendidikan, baik
berbentuk material maupun non-material. Menurut Ahmadi
(1991:140) menyatakan bahwa alat pendidikan adalah hal yang tidak saja memuat
kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi alat
pendidikan itu telah mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi, dengan
perbuatan dan situasi mana, dicita-citakan dengan tegas, untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Alat pendidikan non-material adalah
suatu tindakan atau perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan. Seperti pembiasaan, menyuruh, larangan,
mengaanjurkan, mengajak, memuji, menegur, menghukum dan berbagai bentuk
perbuatan atau tindakan lainnya.
Sedangkan alat pendidikan material
adalah berbagai perlengkapan yang digunakan untuk keperluan pelaksanaan proses
pendidikan, biasanya berbentuk benda seperti sarana dan prasarana.
Secara konseptual, optimalisasi peran
alat pendidikan akan berkaitan dengan kecakapan pendidikan dalam memilih dan
menggunakannya, yang amat tergantung pada apa yang ingin dicapai dan
dilakukannya dalam proses mendidik.
1.
Alat Pendidikan Non-Material
Alat
pendidikan non material berbentuk perbuatan atau tindakan yang digunakan
pendidik kepentingan proses pendidikan. Memilih perbuatan atau tindakan yang
tepat tergantung kecakapan pendidik. Artinya, seorang pendidik perlu memahami
kondisi dan masalah yang dihadapi terdidik dikelas. Menurut Lois V. Jhonson dan
A. Banny paling tidak terdapat tujuh masalah yang perlu dipahami pendidik di
kelas, yaitu:
a. Kelas
kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkah laku, sosial
ekonomi, dan sebagainya.
b. Kelas
mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya mengejek teman
sekelasnya yang menyanyi dengan suara sumbang.
c. Penyimpangan
dan norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya, misalnya sengaja
berbicara keras-keras diruang perpustakaan.
d. Membesarkan
hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian
semangat kepada badut kelas.
e. Kelompok
cenderung mudah dialihkan dan tugas yang tengah digarap.
f. Semangat
kerja rendah, misalnya semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas
yang diberikan kurang adil.
g. Kelas
kurang menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti perubahan jadual, atau
guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru yang lain.
Dari berbagai masalah tersebut maka diperlukan penanganan
yang berbeda. Berikut ini akan mengemukakan bagaimana seorang pendidik
menganalisis dan memilih alat pendidikan berbentuk perbuatan atau tindakan
untuk menyelesaikan permasalahan di kelas.
Masalah pertama, untuk mengatasi kelas yang kurang kohesif
solusinya yaitu dimana terdidik diarahkan untuk dapat menerima adanya
perbedaan-perbedaan kebiasaan karena jenis kelamin, suku, tingkah laku,
sosio-ekonomi, jadwal baru, guru baru dan sebagainya.
Masalah kedua, yakni kelas mereaksi negatif terhadap
salah seorang anggotanya dan masalah ketiga, Penyimpangan dan norma-norma
tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya, misalnya sengaja berbicara keras-keras
diruang perpustakaan. Penyelesaiannya dapat dilakukan dengan alat pendidikan
berupa perbuatan atau tindakan larangan, dimana kelas yang mereaksi negative
terhadap anggotannya dan terjadinya penyimpangan diminimalisir bahkan dicegah
melalui tindakan larangan atau teguran dan perbuatan atau tindakan hukuman.
Masalah keempat yakni membesarkan hati anggota kelas yang
justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut
kelas. Dapat dilakukan dengan perbuatan atau tindakan melarang dan menjelaskan
tentang bagaimana menempatkan perbuatan memuji yang benar, karena pujian bukan
digunakan untuk perilaku yang negatif.
Masalah kelima, yakni kelompok cenderung mudah dialihkan
dan tugas yang tengah digarap. Alat pendidikan dapat dilakukan adalah melalui
perbuatan atau tindakan mengajak dan member contoh dengan tujuan kelompok
terdidik dapat lebih focus dan konsentrasi pada pelajaran yang sedang
dipelajari.
Masalah keenam yakni semangat kerja rendah, misalnya
semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang
adil. Alat pendidikan yang dapat digunakan adalah perbuatan atau tindakan
menganjurkan dan member contoh agar semangat kerja terdidik berubah lebih baik.
Dan masalah ketujuh, yakni kelas kurang menyesuaikan diri
dengan keadaan baru, seperti perubahan jadual, atau guru kelas terpaksa diganti
sementara oleh guru yang lain.
Pada prakteknya, kecakapan seorang guru akan menentukan
dalam memilih alat pendidikan perbuatan atau tindakan. Boleh jadi sintetis dari
beberapa bentuk alat pendidikan digunakan untuk menyelesaikan satu masalah atau
bahkan sebaliknya satu bentuk alat pendidikan digunakan untuk menyelesaikan
berbagai masalah. Hal ini, tergantung pada konteks permasalahan pendidikan yang
dihadapi terdidik.
2.
Alat Pendidikan Material
Alat
pendidikan material atau benda terdiri dari sarana dan prasarana. Prasarana
adalah semua alat bantu pelajaran yang sifatnya tidak langsung sedangkan sarana
adalah alat bantu pelajaran yang langsung dapat dipakai pada waktu interaksi
belajar mengajar sedang berlangsung. Sarana pendidikan terdiri dari: alat berat
hardware dan alat ringan software. Alat berat adalah yang bersifat keras dan
berat seperti mesin-mesin, kayu dan sebagainya. Sedangkan alat ringan pemisah
buku, alat pelajaran yang berupa bahan pelajaran atau tugas seperti kertas
untuk bekerja dan lembaran penilaian dalam sistem modul.
Prasarana
sebagai alat pendidikan berkaitan dengan lingkungan fisik tempat belajar
meskipun tidak berpengaruh langsung tetapi mempunyai pengaruh penting terhadap
hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat
minimal mendukung meningkatkan intensitas proses pembelajaran dan mempunyai
pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang
dimaksud meliputi:
a. Ruangan
/ Kelas
Ruang atau kelas tempat
belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan
dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat
melakukan aktivitas belajar.
b. Pengaturan
tempat duduk
Dalam mengatur tempat
duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian
guru dapat mengontrol tingkah laku siswa.
c. Ventilasi
dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan
penerangan adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Selain
itu adapun lingkungan fisik alat pendidikan material menurut Indrakusumah
(1973:138) yaitu:
1) Penerangan
Di
waktu siang cahaya matahari harus masuk ke dalam ruang-ruang kelas dengan
leluasa sehingga ruangan kelas cukup terang untuk keperluan baca tulis, dan
pada waktu malam hari harus dipergunakan lampu-lampu yang cukup terang dan
banyak.
2) Panjang
Kelas
Panjang
kelas hendaknya jangan lebih dari 8-9 meter. Sehingga murid yang duduk paling
belakangpun masih bisa membaca tulisan di papan tulis, dan dapat mendengarkan
suara guru dengan baik.
Disamping
hal tersebut, prasarana sebagai alat pendidikan juga meliputi bangunan yang
harus memenuhi hubungan dengan keamanan bagi semua umur. Dari segi keindahan,
masalah bangunan untuk lembaga pendidikan ini masih harus memenuhi unsure-unsur
keindahan.
Sehingga pada kondisi
diatas pada dasarnya berpengaruh pada kesenangan belajar. Sehingga masih perlu
untuk diperhatikan.
Sarana sebagai alat pendidikan berkaitan dengan perabot
dan perlengkapan pendidikan sebagai penunjang dan pendukung proses belajar
mengajar. Oleh karena itu, perabot dan perlengkapan ini berpengaruh langsung
terhadap proses pendidikan sehingga keamanan, kesehatan dan kegunaannya perlu diperhatikan.
B.
Karekteristik Alat Pendidikan
Dalam
kegiatan pendidikan, untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sesuai dengan
harapan. Peran alat pendidikan perlu dikembangan secara optimal. Artinya dalam
penerapan dan penggunaan alat pendidikan perlu disesuaikan dengan memperhatikan
berbagai kondisi yang berhubungan dengan usia dan psikis terdidik. Untuk itu,
karakteristik alat pendidikan menjadi begian yang perlu dipahami oleh pendidik
dalam melaksanakan proses pendidikan.
Karakteristik
alat pendidikan dapat diartikan sebagai persyaratan atau berbagai kondisi ideal
alat pendidikan, baik yang berkaitan dengan alat pendidikan bentuk non material
maupun material yang digunakan dalam kegiatan pendidikan.
1.
Karakteristik Alat Pendidikan
Material
Muharam
A. (2009:135) meskipun alat pendidikan kebendaan atau material seperti: lahan,
gedung, prabot dan perlengkapan lebih berkaitan dengan kegiatan pendidikan di
sekolah, namun karena sifat pendidikan secara umumpun memanfaatkan pentingnya
peran alat pendidikan berbentuk material, maka beberapa kerakteristik berikut
ini perlu dipahami dan dijadikan pertimbangan pendidik dalam menjalankan
kegiatan pendidikan seperti:
a. Alat
pendidikan hendaklah terbuat dari alat yang kuat dan tahan lama dengan
memperhatikan keadaan setempat.
b. Pembuatan
alat pendidikan mudah dan dapat dikerjakan secara masal.
c. Biaya
alat pendidikan relative murah.
d. Alat
pendidikan hendaknya enak dan nyaman bila ditempati atau dipakai sehingga tidak
mengganggu keamanan pemakainya.
e. Alat
pendidikan relatif ringan untuk mudah dipindah-pindahkan.
Secara
lebih rinci syarat-syarat alat pendidikan yang harus diperhatikan pendidik adalah:
a. Ukuran
fisik terdidik, agar pemakaianya fungsi dan efektif.
b. Bentuk
dasar yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
1)
Sesuai
dengan aktivitas terdidik dalam proses pendidikan.
2)
Kuat,
mudah pemeliharaan dan mudah dibersihkan.
c. Mempunyai
pola dasar yang sederhana.
d. Mudah
dan ringkas untuk disimpan atau disusun.
e. Fleksibel,
sehingga mudah digabungkan dan dapat pula berdiri sendiri.
f. Kontruksi
perabot hendaknya kuat dan tahan lama, mudah
dikerjakan secara masal, tidak terganggu keamanan
terdidik, bahannya mudah didapat di pasaran dan
disesuaikan dengan keadaan setempat.
Pembuatan
alat pendidikan akan dapat diandalkan keberhasilannya, apabila dimulai dengan
suatu perencanaan yang mantap. Artinya didalam menyusun perencanaan, telah
dipikirkan secara matang tentang manusia, materi serta pembiayaan yang akan
menunjang keberhasilan pendidikan, sehingga benar-benar akan memenuhi syarat
filosofis, didaktis, pedagogis, psikologis, ekologis, ekonomis dan seterusnya.
2.
Karakteristik
Alat Pendidikan Non Material
Muharam A. (2009:133-135)
manyatakan bahwa ada beberapa karakteristik perbuatan atau tindakan sebagai
alat pendidikan non material, yakni:
a. Perbuatan
atau tindakan pendidik hendaknya dilakukan awal-awal dalam proses pendidikan
dengan memikirkan terlebih dahulu tentang bagaimana cara melakukan sesuatu
karena manusia mempunyai sifat konservatif yang cenderung untuk mempertahankan
atau tidak merubah kebiasaan.
b. Perbuatan
atau tindakan hendaknya membiasakan terdidik akan hal-hal yang harus dikerjakan
agar menjadi biasa untuk melakukan sesuatu secara otomatis, tanpa harus disuruh
lagi orang lain, atau menunggu sampai orang lain merasa tidak senang padanya
karena kebiasaan yang buruknya.
c. Perbuatan
atau tindakan pendidik hendaknya dilakukan dengan hati-hati, baik dalam
frekuensi maupun cara melakukannya.
d. Perbuatan
atau tindakan hendaknya digunakan dengan diikuti oleh bimbingan apa yang
sebaiknya harus dilakukan terdidik.
e. Perbuatan
atau tindakan hendaknya dilakukan atau diawali dengan memberikan beberapa
gambaran yang sesuai sebelum mengajak terdidik untuk melakukannya.
f. Perbuatan
atau tindakan hendaknya pendidik tidak harus memaksakan diri sedemikian rupa
sehingga pendidik tidak lagi hidup wajar sebagai pribadi atau sebagai diri
sendiri.
g. Perbuatan
atau tindakan hendaknya tidak berlebihan, misalnya dalam memuji karena akan
berakibat kurang baik, terutama pada pendidik yang sudah lebih mampu menimbang
dengan akalnya.
h. Perbuatan
atau tindakan pendidik hendaknya bijaksana menanggapi kalau ada sesuatu
kesalahan dari terdidik, sebab belum tentu suatu kesalahan itu dibuat dengan
sengaja. Misalnya dalam menerapkan hukuman pelanggaran yang dilakukan terdidik.
C.
Jenis dan Kegunaan Alat Pendidikan
Alat pendidikan dapat diartikan segala sesuatu yang
digunakan untuk kegiatan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan. Alat pendidikan terdiri dari dua jenis yakni yang bersifat non
material dan bersifat material.
1.
Jenis
Alat Pendidikan Non Material
Alat pendidikan non
material adalah bentuk perbuatan atau tindakan untuk melakukan proses
transformasi terdiri dari :
a. Pembiasaan
Ahmad
(1991:144) berpendapat bahwa pembiasaan adalah pengulangan terhadap segala
sesuatu yang dilaksanakan atau yang diucapkan oleh seseorang. Misalnya,
anak-anak dibiasakan bangun pagi atau hidup bersih, maka bangun pagi atau hidup
besih adalah suatu kebisaan. Hampir semua ahli pendidikan sepakat untuk
membenarkan pembiasaan sebagai salah satu upaya pendidikan.
Muharam
A. (2009:137) mengungkapakan bahwa kebiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu
yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan dulu serta berlaku begitu saja tanpa
dipikir lagi. Jadi pembiasaan
itu diperlukan untuk melaksanakan tugas secara benar dan rutin terhadap peserta
didik. Misalnya agar peserta didik dapat melaksanakan shalat secara benar dan
rutin maka mereka perlu dibiasakan shalat sejak masih kecil, dari waktu ke
waktu. Itulah sebabnya pembiasaan diperlukan untuk mendidik mereka sejak dini
agar mereka terbiasa dan tidak merasa berat untuk melaksanakannya ketika meraka
sudah dewasa.
b. Suruhan
Muharam
A. (2009:137) mengungkapakan bahwa suruhan merupakan jenis alat pendidikan yang
tergolong banyak dilakukan karena memang dalam kehidupan manusia itu ada hal
yang harus dihindarkan dan sebaliknya ada hal yang harus dikerjakan.
c. Larangan
Muharam
A. (2009:137) mengungkapakan bahwa larangan adalah bentuk alat pendidikan untuk
pembiasaan dalam hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
d. Menganjurkan
Muharam
A. (2009:137) mengungkapakan bahwa menganjurkan adalah mempunyai sikap tidak
mengikat dan terasa tidak memaksa pada pendidik.
e. Mengajak
Muharam
A. (2009:138) mengungkapakan bahwa dalam perannya, yang paling banyak dilakukan
pendidik ialah mengajak. Ajakan adalah suruhan halus, dengan jalan menunjukkan
terlebih dahulu segi baiknya daripada sesuatu kegiatan yang ingin di lakukan.
Misalnya ingin agar anak-anak suka akan kegiatan membersihkan rumah tempat
tinggal. Mula-mula menunjukkan enaknya rumah yang bersih dan sehat, betapa
senangnya tinggal pada rumah demikian.
f. Memberi
Contoh
Muharam
A. (2009:138) mengungkapakan bahwa memberi contoh adalah alat pendidikan yang
tertua, disamping suruhan dan larangan. Pengertian memberi contoh dibagi
menjadi dua macam:
1)
Memberi
contoh dalam arti sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh terdidik.
2)
Berlaku
sesuai dengan norma dan nilai yang akan ditanamkan pada terdidik sehingga tanpa
sengaja menjadi contoh (teladan) bagi terdidik.
g. Memuji
Muharam
A. (2009:139) mengungkapakan bahwa cara memuji memberikan efek yang baik pada
terdidik. Memuji pekerjaan yang baik menunjukkan selera dan pengertian yang
baik, serta menunjukkan penghargaan pada suatu prestasi. Sebaliknya kalau
melihat suatu prestasi yang baik lalu didiamkan saja maka hal itu berarti tidak
menghargai sesuatu.
h. Menghukum
Muharam A. (2009:140) mengungkapkan bahwa menghukum suatu cara mendidik yang
paling banyak harus dihindarkan dan sedapat mungkin diberikan dengan jalan
edukatip. Tujuan menghukum seharusnya menyadarkan orang akan kesalahannya serta
menanamkan keinginan memperbaiki diri. Cara menghukum harus memperhatikan
hal-hal berikut.
1) Hukuman
itu hendaknya mendidik, berangkat dari kesiaan pendidik membantu terdidik untuk
berkembang, dengan katalain bukan balas dendam.
2) Bentuk
hukuman hendaknya sedapat mungkin ada hubungannya dengan bentuk kesalahn.
Misalya tidak melakukan kewajiban seharusnya ditebus dengan melakukan kewajiban
yang lain.
3) Jangan
menyakiti harga diri terdidik.
4) Jangan
memberi hukuman badan.
i. Pengawasan
Purwanto
N. (1985:177) mengungkapkan bahwa pengawasan penting sekali dalam mendidik
anak-anak. Tanpa pengawasan berarti membiarkan anak berbuat sekehendaknya, anak
tidak akan dapat membedakan yang baik dan buruk, tidak mengetahui mana yang
seharusnya dihindari atau tidak senonoh, dan mana yang boleh dan harus
dilaksanakn, mana yang membahayakan dan mana yang tidak.
2.
Jenis Alat Pendidikan Material
Menurut
Muharam A. (2009:142-144) merinci bahwa alat pendidikan material meliputi:
a. Lahan
/ Tanah
Lahan
untuk membangun suatu sekolah sebenarnya tergantung oleh jenis sekolah yang
akan diselenggarakan serta jumlah ruang belajar yang diperlukan maupun tujuan
yang ditentukan secara institusional.
Pada umumnya lahan yang
diperlukan adalah 50% untuk bangunan sekolah dan 50% untuk halaman sekolah,
walaupun secara ideal adalah dikaitkan dengan ruang kebebasan gerak daripada
murid sebagai populasinya. Yang ideal adalah luas tanah 3x luas bangunannya.
b. Bangunan
/ Gedung
Bentuk
bangunan sekolah yang disebut “style sekolah” tampak dari bagian luar, depan
ataupun keseluruhannya. Ukuran ruang belajar mengajar ditentukan oleh ruang
gerak anak didik yang menempatinya, sehingga perlu ada pembatasan dari rasio
antara jumlah anak didik sebagai penghuni kelas dengan luasnya ruangan. Jumlah
yang ideal suatu ruang kelas adalah antara 36-40 anak
c. Perabot
dan Perlengkapan
Perabot
dan perlengkapan sebagai alat pendidikan meliputi benda dan alat yang bergerak
maupun tidak bergerak yang dipergunakan untuk menunjang kelancaran proses
pendidikan di sekolah. Perabot dan perlengkapan yang digunakan di sekolah tidak
seperti yang digunakan di tempat lain, tetapi dibuat berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tetentu sesuai dengan kebutuhan anak didik.
Ukuran
perabot dan perlengkapan sebagai alat pendidikan umumnya sudah mempunyai
standar tertentu yang juga tidak terlepas dari perhitungan yang didasarkan pada
ruang kebebasan gerak anak yang memakainya seperti: meja, kursi, bangku, lemari,
papan tulis dan sebagainya.
Pengaturan perabot harus memperhatikan:
Pengaturan perabot harus memperhatikan:
1)
Perbandingan
antara luas lantai dan ukuran perabot yang akan dipakai dalam ruangan tersebut.
2)
Kelonggaran
jarak dan dinding kiri kanan.
3)
Jarak
satu perabot dengan perabot lainnya
4)
Jarak
deret perabot (meja,kursi) terdepan dengan papan tulis.
5)
Jarak
deret perabot (meja,kursi) paling belakang dengan tembok batas.
6)
Arah
menghadapnya perabot.
7)
Kesesuaian
ruangan dan keseimbangan
Alat
pendidikan hendaknya dapat memberikan dan menjamin perasaan aman, bebas, senang
serta bisa membantu anak untuk menghargai, menghormati, membatasi maupun
memberikan panutan baginya untuk bersosialisasi diri secara wajar dan benar.
D.
Penggunaan Alat Pendidikan
Muharam
A. (2009:144-146) mengungkapkan bahwa penggunaaan alat pendidikan dipengaruhi
oleh kecakapan pendidik yang harus menyesuaikan dengan tujuan yang akan
dicapai, dan sebagai seorang pendidik sebaiknya harus menghindari tindakan yang
memaksa. Penggunaan alat pendidikan juga dipengaruhi oleh pribadi yang akan
memakainya. Pemakai alat pendidikan juga harus dapat menyesuaikan diri dengan
tujuan yang dikandung oleh alat itu. Penggunaan alat pendidikan mempunyai
hubungan yang erat dengan sifat kepribadian pemakainya yang merupakan sifat
khas dari alat pendidikan.
Di dalam memilih
alat-alat pendidikan yang akan digunakan perlu diingathal-hal berikut.
1. Tujuan
apakah yang akan dicapai dengan alat itu.
2. Siapakah
yang akaan menggunakan alat itu.
3. Alat-alat
manakah yang tersedia dan dapat digunakan.
4. Terhadap
siapakah alat itu digunakan
Selain
itu perhatikan pula , apakah di dalam penggunaan alat pendidikan itu akan
menimbulkan pengaruh dalam lapangan lain yang tidak menjadi tujuan utama dari
penggunaan alat itu dan apakah alat yang digunakan itu sudah dapat untuk
mencapai tujuan itu atau belum, atau mungkin masih perlu dibantu dengan yang
lain.
Selain
itu perlu pula diperhatikan bagaimana reaksi anak-anak terhadap penggunaan alat
pendidikan itujangan sampai reaksi anak didik hanya sekedar reaksi rangsangan
belaka, tetapi dengan penggunaan alat itu diharapkan anak didik akan mengalami
perubahan yang sesuai ddengan tujuan yang diharapkan atau perubahan yang tidak
hanya bersifat mekanistis, tetapi benar-benar merupakan pencerminan dan pribadi
anak didik.
Dalam
masalah terhadap siapakah alat itu digunakan, perlu diingan bagaimanakah
kondisi anak yang menerimanya, apakah anak didik itu berkelainan, dan
bagaimanakah kelainannya, berapakah umur anak didik itu, bagaimana watak atau
kebiasaannya dan situasi disaat itu, dan lain-lainnya.
Tujuan
pendidikan adalah membimbing anak untuk mencapai kedewasaan, kedewasaan ini
dapat dicapai dalam pergaulan antara terdidik dengan pendidik, dan pergaulan
ini merupakan alat pendidikan yang utama. Jadi dapat ditegaskan, bahwa alat
yang utama untuk mencapai tujuan pendidikan adalah pergaulan.
Dalam
pergaulan, anak didik tidak merasa dirinya secara formal terikat pada suatu
ikatan, sebagai seorang yang harus tunduk., sehingga karena itu, ia harus
membatasi tingkah lakunya atau segala tindakannya, sebagaimana yang terjadi
pada situasi pendidikan. Tetapi dalam pergaulan itu anak didik mempunyai hak
untuk memperoleh petuah, petunjuk atau contoh sebagaimana yang diperoleh dalam
situasi pendidikan formal. Untuk itu, pemakaian alaat pendidikan harus
mempertimbangan hal-hal sebagai berikut.
1. Tujuan
pendidikan
2. Jenis
alat pendidikan
3. Pendidikan
yang memakai alat pendidikan.
4. Anak
didik yang dikenai alat pendidikan.
Meskipun
tujuan pendidikan itu adalah sesuatu yang baik, namun apa bentuk/jenis dari
pada tujuan itu adalah bermacam-macam, sesuai dengan bidang studi dan
tingkatan. Apabila bidang studi dan tingkatan tujuan pendidikan berbeda,
tentunya alat pendidikanpun bisa berbeda.
Pendidik sebagai pemakai alat pendidikan pun juga berbeda-beda keahlian dan orientasinya meskipun dalam bidang studi yang sama, lebih-lebih dalam bidang studi yang berbeda, maka tentunya alat yang dipakai juga berbeda. Pendidik tidak boleh memaksakan diri menggunakan alat yang bukan ahlinya yang tidak cocok.
Pendidik sebagai pemakai alat pendidikan pun juga berbeda-beda keahlian dan orientasinya meskipun dalam bidang studi yang sama, lebih-lebih dalam bidang studi yang berbeda, maka tentunya alat yang dipakai juga berbeda. Pendidik tidak boleh memaksakan diri menggunakan alat yang bukan ahlinya yang tidak cocok.
Anak
didik sebagai pihak yang dikenai perbuatan mendidik adalah pihak yang
pertama-tama diperhatikan dalam menimbang-nimbang penggunaan alat-alat
pendidikan. Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan tentang anak didik adalah
dari segi:
1. Jenis
kelamin
2. Usia
3. Bakat
4. Perkembangan
5. Alam
sekitar.
Contohnya,
penggunaan alat pendidikan non material dalam bentuk paksaan, tentunya tidaklah
sama tingkatan paksaan tersebut terhadap anak perempuan dan laki-laki, terhadap
kanak-kanak dan orang tua, terhadap anak-anak berbakat dan anak-anak malas,
terhadap anak jenius dan anak idiot, terhadap anak yang hidup di daerah yang
hidup di pegunungan dan anak yang hidup di pantai.
Dalam
penggunaan alat pendidikan materialpun perlu diperhatikan adanya perbedaan
jenis kelamin, usia, bakat dan perkembangan anak didik serta dimana anak didik
itu hidup. Contohnya, pelajaran yang menggunakan komputer, bagi anak SD berbeda
dengan anak SMP, bagi anak di desa berbeda dengan anak di kota, bagi anak yang
kurang mampu status ekonomi orang tuanya berbeda dengan anak yang mampu atau
berkecukupan orang tuanya.